Plastik adalah salah satu bahan yang paling umum digunakan di dunia modern. Kita bisa menemukannya hampir di setiap aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari peralatan dapur hingga kendaraan bermotor. Namun, dari mana sebenarnya plastik berasal? Bagaimana plastik dibuat? Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut mengenai asal-usul dan proses pembuatan plastik.
Plastik adalah material sintetis yang terbuat dari bahan kimia yang disebut polimer. Polimer berarti "banyak bagian", merujuk pada rantai panjang molekul yang terdiri dari banyak unit kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer ini mengikat satu sama lain melalui ikatan kimia untuk membentuk polimer yang lebih besar dan lebih kompleks.
Plastik pertama kali dikembangkan pada akhir abad ke-19 oleh seorang ilmuwan bernama Alexander Parkes. Dia menemukan bahan yang disebut parkesine, yang merupakan prekursor untuk plastik modern. Parkesine terbuat dari campuran nitroselulosa dan kamfer, dan dapat dicetak menjadi berbagai bentuk. Namun, parkesine tidak berhasil secara komersial dan baru pada awal abad ke-20, plastik baru ditemukan yang lebih praktis dan lebih tahan lama.
Plastik modern dibuat melalui proses yang disebut polimerisasi. Ada dua jenis polimerisasi yang umum digunakan: polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Dalam polimerisasi adisi, monomer dan pereaksi tambahan (zat kimia yang digunakan untuk mempercepat reaksi) ditambahkan bersama-sama untuk membentuk polimer. Polimerisasi kondensasi, di sisi lain, melibatkan pembentukan ikatan kimia dengan membebaskan produk sampingan seperti air.
Bahan baku utama untuk plastik adalah minyak bumi. Minyak bumi mengandung hidrokarbon, senyawa kimia yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Hidrokarbon inilah yang menjadi dasar untuk pembuatan plastik. Melalui proses pemurnian, minyak bumi diubah menjadi bahan baku yang disebut nafta atau etilena, yang merupakan monomer utama untuk polimerisasi plastik.
Setelah nafta atau etilena dihasilkan, proses polimerisasi dimulai. Monomer dimasukkan ke dalam reaktor, di mana mereka akan terikat menjadi rantai panjang untuk membentuk polimer. Di tahap ini, pereaksi tambahan mungkin ditambahkan untuk membantu mengendalikan reaksi dan mempercepat proses polimerisasi. Setelah polimer terbentuk, bahan tambahan seperti pewarna, zat pengawet, dan penguat juga dapat ditambahkan untuk menghasilkan plastik dengan sifat khusus.
Plastik yang dihasilkan dari proses polimerisasi ini dikenal sebagai plastik termoplastik. Termoplastik memiliki sifat yang mudah diubah bentuk dan dapat dilelehkan ketika dipanaskan. Itulah mengapa mereka dapat dilelehkan dan dicetak menjadi berbagai bentuk ketika dipanaskan. Contoh plastik termoplastik yang umum meliputi polietilen, polipropilen, dan polivinil klorida.
Selain plastik termoplastik, ada juga plastik termoset. Plastik termoset terbuat dari polimer yang dihasilkan melalui polimerisasi yang lebih rumit dan menghasilkan ikatan silang yang permanen. Ini berarti bahwa mereka tidak bisa dilelehkan atau diubah bentuk setelah proses pengerasan. Misalnya, polimer fenolik, yang umumnya digunakan untuk isolasi listrik dan bahan tahan api, adalah contoh plastik termoset.
Seiring dengan perkembangan industri plastik, penting untuk dicatat bahwa penanganan limbah plastik juga menjadi masalah yang signifikan. Plastik tidak mudah terurai secara alami di lingkungan, dan akibatnya banyak sampah plastik yang berakhir di lautan, sungai, dan tumpukan sampah. Upaya sedang dilakukan untuk mengatasi masalah ini, termasuk promosi penggunaan plastik daur ulang, pembatasan penggunaan plastik sekali pakai, dan pengembangan bahan plastik yang lebih mudah terurai.
Dalam kesimpulan, plastik adalah bahan yang umum digunakan di era modern. Mereka dibuat melalui proses polimerisasi dengan menggunakan bahan baku utama seperti minyak bumi. Jenis plastik yang dihasilkan tergantung pada jenis monomer yang digunakan, proses polimerisasi, serta bahan tambahan yang ditambahkan. Namun, perhatian terhadap pengolahan dan pengurangan limbah plastik juga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan agar kita dapat menjaga lingkungan hidup yang lebih bersih dan lebih lestari.